When the “turn-back time machine” can’t we buy, memories we got.

Bismillah, assalamu’ alaikum.

I would like presents this post especially for my best partner in crime during 4 years in Accounting Education batch 2009, State University of Jakarta .


Today, 10 October 2014 and life never be the same like a year ago. Tepat di hari ini, sebagian dari kita semua menyelesaikan perjalanan panjang di masa perkuliahan. Semuanya benar-benar kita tinggalkan, kita titipkan pada orang-orang berikutnya, kita kemas serapih mungkin kenangan dan pelajaran berharganya agar tidak usang seiring waktu berjalan. Walaupun sebagian lain berada di moment selanjutnya atau bahkan masih harus berjuang hingga saat ini, kalian tetap menjadi bagian terbaik dan tidak semua orang bisa mendapatkan hal terbaik seperti apa yang kita dapatkan dari kalian. Man jadda wa jadda.

Just wanna telling a short story of us.

Awalnya, sekitar pertengahan tahun 2009, kita semua tidak berada pada satu “wadah” yang sama. Kita bermula dari masing-masing kelas yang berbeda di awal semester kuliah, yang terdiri dari kelas A, B, C dan D Reguler. By the way, reguler itu bukan berarti kita ini termasuk ke dalam golongan kelas biasa apalagi orang yang biasa-biasa aja, karena kita memang gak biasa apalagi biasa aja. KITA BUKAN KELAS BIASA. (Biasa aja kali, La..)

Memasuki semester kedua, kita semua “dipersatukan” oleh Allah untuk menciptakan banyak fenomena baru dalam sejarah perkuliahan dalam sebuah kelas yang sudah melewati proses fermentasi cukup lama yang bernama “Pendidikan Akuntansi (Pendaki)”. And after this moment, life starts here.. Kesan awal, semua menampakkan wajah anak baik-baik dan masih asik sendiri berbaur dengan teman sekelasnya yang lama. Kebetulan saya dari kelas C Reguler dan gak banyak yang masuk Pendaki, semuanya anak baik-baik kecuali saya dan Pute. Sedangkan kelas D gak jauh lebih sedikit, ada Ina, Hamidah, Uti, who else? Lupa. Dan kalau penghuni kelas A satu tingkat di bawah kelas B, mereka semua dominan dengan orang-orang yang kalem, dan dari kelas ini lahirlah ketua BEM UNJ yang tetep kalem dan selalu jadi idaman saya, Ridwan. Nah, yang terakhir nih, berbahagialah karena dari kelas B ada ketua angkatan 2009 yang bewoknya masih tetep eksis dan mempesona wanita termasuk saya, Abdi atau Nunu (panggilan sayang). Penghuni kelas B mendominasi Pendidikan Akuntansi karena berdasarkan history-nya, mereka yang isi sendiri nilai akhir UAS mereka yang dijadikan pertimbangan pembagian konsentrasi. Aduh, kalau inget cerita ini tuh sakitnya di gigi tau gak.. Wallahu’ alam bishowab.

At the end, Pendaki adalah sebuah kelas yang paling lengkap. Ada ketua BEM, ketua angkatan, dan saya.. ketua suku. (Don’t leave comments, please..)

Perkara berbagai hal yang pernah di alami selama menjadi bagian dari Pendaki gak akan bisa di inget satu persatu, bukan karena banyak banget, tapi karena saya gak inget semuanya juga. Kecuali kalau kalian mau bantu edit dan kasih postingan tambahan, he he he.. Dengan segala keterbatasan, saya gak begitu ingat berapa jumlah kita semua. Seingat saya sekitar 30, dan dari jumlah itu banyak pribadi yang ‘fenomenal’ di kalangan kita. Maaf untuk siapapun yang namanya tidak masuk ke dalam buku The Guinness Records, semua ini salah saya, salahin saya aja pokoknya deh, kalian kan suka gitu..

ABDI NUGRAHA HAFID

The one and only bewok man in our class, stay cool, lumayan polos walaupun cenderung nyelekit kalau udah kasih komentar, biarpun terlihat gagah dan macho dengan ninja-nya yang lumayan nyentrik juga, tapi dia tetep dede unyu kelahiran 92. Gak masalah, dia tetep ketua kelas abadi selama kita kuliah and he’s always fill my heart. Yassalam..

MUHAMMAD RIDWAN

Ramah dan adem kayak kulkas dua pintu, suka ngemilin gula merah setiap berangkat kuliah, kata dia bisa buat nambah stamina, tapi saya rasa justru malah bikin dia makin manis (abaikan..). Buat saya, dulu Ridwan ganteng banget, tapi setelah hidup ini memaksa dia menjadi partner saya untuk jadi penanggung jawab mata kuliah DDI, tingkat ketampanannya berkurang seiring serangan bertubi-tubi yang di lontarkan Bu Chadidjah. Tapi setelah itu, dia sukses jadi ketua HMJ EA, BEM FE, dan BEM UNJ. Keren!

BISMA ARYA SAPUTRA

Cowok rantau asal Purworejo yang masih terus mencari jati dirinya di ibukota, smart, ulet, baik, legowo, masih belum bisa menghapus logat medoknya dan yang terpenting dia adalah salah satu orang yang tidak-pernah-menolak, kalau pernah di tolak (dalam hal apapun) gatau deh, tapi yang pasti sekarang dia udah gak jomblo lagi setelah puluhan tahun bersabar, lho. Ucapin selamat ya, guys.

ANDRIAN

Nah, kalau orang ini seharusnya gak perlu dijelasin. Kalian semua pasti mau bilang kalau dia nyebelin? Sok tau? Sok ganteng? Apalagi? Tapi dibalik semua sifat nyebelinnya, dia tetep jadi salah satu orang penyayang yang pernah saya kenal, anak mami yang dipanggil dede walaupun kebongsorannya bikin dia gak pantes dipanggil dengan sebutan itu, dan yang pasti menjunjung tinggi hak asasi orang betawi sejagad raya.

HABIBULLAH

Man of steel. Manusia baja, kuat, tubuhnya gak akan mampu diserang apapun kecuali g-i-g-i-n-y-a yang sudah menjadi korban keganasan hidup. Kalau dia udah ngomong, orang gak akan fokus sama apa yang dia omongin, tapi apa yang kita lihat, lihat giginya. Oke sip, perkara gigi dicukupkan. Asli minang, lucu menjurus ke jayus, ganteng walaupun kurang ideal (aduh, gak maksud..) tapi salut banget sama dia yang selalu semangat kuliah walaupun banyak hambatan-hambatan yang gak perlu disebutin. Hehehe..

GERALDY

Cowok tampan yang mukanya udah sengak dari dulu, gak nyangka sekarang bisa akrab temenan sama orang yang dulu saya kira playboy kalimalang. Setia walaupun suka putus nyambung, suka ngirit kalau makan, prinsipnya ‘kalau udah beli makan, jangan sampe beli minum juga’. Hobinya dagang dan ngetawain orang, dia paling sering bilang “ah elaaaah”. Kalau di kelas suka ngajak ngomongin hal-hal jorok. Tapi so far, makin kesini banyak yang berubah dari dia kearah yang lebih baik.

Sesi cowok-cowoknya udah semua nih, berhubung emang cuma ada 6 jadi gak ada salahnya kalau mereka semua kita jabarin. Next, giliran beberapa kaum hawanya ya. Mungkin bisa dibilang untuk yang agak ter- aja ya, hehehe.. Starts from:

SRI SUPRIATININGSIH

You can call her Ningcoy. Orang yang terkadang paling lucu dan kadang paling jutek juga. Anak-anak paling seneng bercandain dia karena responnya unpredictable; bisa dengan tampang innocent kebingungan sambil garuk-garuk kepala, bisa juga langsung ngomel ditempat, atau manyun semanyun-manyunnya manyun (ini hal yang paling gak disukai Bu Chadidjah dari Ningcoy, remember? Hehehe..). Biasanya Habib sih yang suka jadi samsak kemarahan dia. Sabar ya, Bib.

PUTRI SETYA RISQI

Teman seperjuangan karaoke lagu lawas di kelas. Pute adalah panggilan hasil karya saya untuk dia yang laris dipasaran, semua orang jadi ikut manggil Pute, till now. Seringkali moody dalam hal apapun termasuk soal jodoh, perfectionist-able se-able-ablenya, anak bontot yang suka di diskriminasi nyokapnya; misalnya nih, uang buat beli laptop malah dipake nyokapnya buat beli kulkas. Kalo ngomel suka tolak pinggang, bibirnya langsung keriting, kedip-kedip tapi melotot. But I still loving you. (yah, males deh..)

FATMAWATI

Asli Madura, saya suka banget nasi bebek dan sate Madura (penting) tapi masalahnya Fatma belum pernah bawain saya makanan itu. Entah dia bisa masak atau tidak, yang pasti dia bisa dibilang perempuan yang ‘gentle’ banget, paling galak juga, kalo ngomong hampir sama kayak Pute, bibirnya offside beberapa sentimeter, kadang kita gak bisa bedain mana yang lagi ngomong biasa, mana yang lagi marah-marah. Kalau marah sering banget bilang “Eh, elu tuh ya..” atau “Ihhhh, Ela..” Galak tapi perhatian juga sih, dia yang sering banget kasih sms motivasi yang isinya ngalahin semangat super Pak Mario Teguh. Fatma jadi orang yang sering banget ketawa (minimal nahan ketawa) kalau liat saya ngomong, padahal gak ada yang salah dari cara saya ngomong, kesalahannya ada pada diri dia sendiri, mungkin.

DEVI RACHMAWATI

Panggil aja Depong. Anak bontot tapi bongsor banget. Kalau diajak ngomong sering banget low response, gak semua hal bisa dia pahami dengan mudah, mungkin itu alasan kenapa dia gak mudah dapet pacar (jangan protes). Orangnya baik banget, sering banget ngalah, tapi gak mau kalah juga. Kalau mau UTS atau UAS dia jadi orang yang terkenal dengan kemampuannya menghafal sebanyak apapun kisi-kisi dengan cepat, tapi keesokannya buyar semua gak kesisa. Short-term memory syndrome.

NILAM AYU

Nah, Nilam ini sering banget jadi princess kelas kita. Asli Cirebon, pinter, sering banget dicengin dengan cara yang kejam sama Depong, tapi dia selalu seneng kalau dicengin (aneh sih emang..). Nilam paling tenar di kalangan cowok-cowok kelas kita, hampir semua cowok dikelas pernah digosipin sama Nilam. Aduh, pokoknya Nilam ini asset berharga kelas yang mesti di abadikan. Tetep jadi orang yang pasrah ya, Lam.

MEYLISA ROVIANNA

Icha, Chaul, Chalay, apa aja deh, kalau kata Bu Chadidjah “kamu dipanggil Icha? Coba lihat dulu mukanya.. (beberapa saat kemudian) Aduh kamu tuh gak pantes dipanggil Icha, terlalu imut, gak sesuai sama muka kamu. Lisa aja ya.” ———— muka datar ala Icha ————- Icha jadi orang yang paling plango-plongo di kelas, antara polos dan bingung udah gak bisa dibedain. Dia paling sering kedip-kedip dengan frekuensi yang cepat sekalipun dia lagi diem, sering banget bilang “aaaah, seriusssss?~” biasanya sih dia bilang gitu kalau ada tugas yang gak dia kerjain, ada presentasi dadakan, atau lagi ngegosip. Okesip. Batak cantik nih, tapi jarang mandi kalo udah kesiangan, dia sohib banget nih sama Ningcoy. Kebayang gak gimana cara mereka berdua komunikasi dengan ‘kelebihan’ mereka masing-masing? Icha, Ningcoy. Yaudah lupain aja.

HAMIDAH HANDAYANI

Pengennya dipanggil Handa, tapi saya panggil dia Midong, dan dia suka marah kalau dipanggil Midong, apalagi didepan cowok cakep. Cantik, baby face, masih abege juga kelahiran 92, cadel yang gak biasa terkesan berlogat bule, suka belibet kalau mau ngomong. Let me say cekrekan (stapler maksudnya) but she said it ‘cek-kwek-kan’. Paling rusuh kalau dia udah ngomong sama Andrian atau Geraldy, pernah berantem berbulan-bulan walaupun ketemu setiap hari. Tapi akur. Heran.

PUTRI SUCI BUDI LESTARI

Uti, Ucrit, Utay. The most imut girl di kelas; imut dalam artian semampai (semeter tak sampai) ya, bukan lucu atau ngegemesin. Walaupun berbadan mungil, tapi pipinya gak semungil badannya, makanya kalo pake kerudung, bukan cuma kepalanya yang di dikerudungin, pipinya juga. Lumayan enak juga kalo dicengin, kadang bisa bales, kadang cuma monyong-monyongin bibir bete gitu. Pokoknya rada-rada lah.

HENNY WULANDARI

Anak papih banget, tiap hari dianter jemput bokapnya. Henny jadi orang yang paling lebay, centil dan rempong kalo udah bergerak. Sering banget update status BBM sampai sekarang, isinya? Ya gitu, kadang ngomelin pipi sendiri, kadang muji diri sendiri, kadang nyalahin abang angkot. Ah, pokoknya Henny tuh enerjik banget, kalah deh JKT48. Kalau ngomong selalu pake nada diluar nada normal, naik 2 oktaf. Beda tipis sama Pute, ekspresif.

JUANITA AGUSTINA

Alhamdulillah, akhirnya sampai juga pada orang yang paling adem seadem ruang kuliah N 102 yang sering bikin ngantuk. Juan ini udah gak perlu dideskripsikan lagi, dia baik, pinter banget, bersedia dicontekin, rajin sholat dan tilawahnya, mau diapain kayak apapun dia cuma senyum-senyum surga aja. Udahlah, pokoknya Juan yang ter- dalam hal bagus-bagus deh.

Nah, udah deh cukup segitu aja ya cewek-cewek yang dideskripsikan, karena keterbatasan waktu untuk ngedongeng panjang lebar di blog, siang kerja, malem udah tepar, please gimme standing applause karena saya nulis postingan ini di dalam mimpi.

Hanya sedikit pesan untuk kalian.

  • Kalian semua, seringkali gak pernah merasa bersalah dan malah bangga kalau datang terlambat
  • Kalian semua, seringkali memperdulikan bangku kuliah hanya saat menjelang UTS dan UAS aja, semuanya cari tempat ter-pewe untuk beraksi.
  • Kalian semua, seringkali photocopy catatan temen yang rajin kalau mau UTS atau UAS aja.
  • Kalian semua, fokus kuliah hanya di mata kuliah Pak Mardi, Bu Ratna, dan seringkali meriang kalau kelasnya Bu Chadidjah.
  • Kalian semua, seringkali numpang ngecharge hape di kelas padahal jam kuliah udah kelar, itulah alasan kenapa Pak Hasan sebel banget sama kita.
  • Kalian semua, seringkali kosongin bangku baris depan disaat kuliah DDI.
  • Kalian semua, seringkali pura-pura sibuk baca sambil nunduk saat Pak Mardi mau bertanya.
  • Kalian semua, seringkali gak fokus kalau kuliah Pak Fauzi.
  • Kalian semua, adalah alasan yang membuat masa-masa perkuliahan menjadi tidak membosankan dan layak untuk di filmkan.

Guys, cuma mau mengingatkan tentang satu percakapan pendek ini. Semoga kalian terhibur ya diatas keluh kesah saya.

Rabu, 10.00 WIB – Ruang N 107, kejadian horor dimulai.

Lec: “Marina, saya mau minum yang berwarna, jangan air putih terus.”

Me: “Baik, Bu. Ibu mau minum apa?”

Lec: “Saya bilang air yang berwarna, kurang jelas?”

Me: (dalam hati) Ya Allah, air comberan kan berwarna juga, Bu.

Me: “Baik, Bu. Saya belikan dulu.”

Beberapa menit kemudian..

Lec: “Minuman apa ini, Marina?”

Me: “Itu green tea, Bu.”

Lec: “Apaan tuh?”

Me: “Teh hijau, Bu.”

Lec: “Coba bukain.”

Oke, bukain dulu ya guys..

Me: “Udah nih, Bu.”

Lec: “Hmm, sini kamu, liat sini..”

Me: “Iya, Bu. Kenapa?”

Lec: “Kamu bilang ini teh hijau, TAPI KENAPA TEH NYA WARNA COKLAT? Kamu mau ngerjain saya? Iyaaa?!”

Me: (tiba-tiba meleleh kayak di film kartun Tom & Jerry)

Bye.

Yang perlu saya ingatkan kembali kepada kalian semua, seburuk apapun pengalaman yang kita alami selama kuliah, pasti akan jadi cerita berharga yang gak akan kita dapatkan di toko buku manapun, dan sebagus apapun pengalaman yang kita dapatkan selama kuliah, itu belum tentu membuat kita dapetin jodoh hari ini juga.

Kamu sangat berarti, istimewa di hati, slamanya rasa ini..

Jika tua nanti kita tlah hidup masing-masing, ingatlah hari ini..

(Project Pop – Ingatlah Hari Ini)

Bersamamu ku habiskan waktu, senang bisa mengenal dirimu..

Rasanya semua begitu sempurna, sayang untuk mengakhirnya..

Janganlah berganti, tetaplah seperti ini..

(Ipank – Sahabat Kecilku)

May Allah always bless every step that we take.

Huge love,

Ela Marina Gunawan.

2 thoughts on “When the “turn-back time machine” can’t we buy, memories we got.

Leave a reply to diah Cancel reply